Covid-19 Usai, Twitter-Facebook Tetap WFH Hingga 10 Tahun

Hingga di penghujung bulan Mei 2020 ini, tampaknya pandemi Covid-19 belum memperlihatkan tanda-tanda berakhir. Tercatat sudah lebih dari 5,5 juta orang di seluruh dunia terinfeksi wabah corona tersebut, dengan lebih dari 1,7 juta di antaranya adalah penduduk Amerika Serikat.

Sebagai salah satu pusat dunia, Covid-19 memang membuat Amerika Serikat kelabakan. Negara adikuasa itupun harus rela melihat sektor ekonomi mereka anjlok lantaran penyakit yang awalnya bermula di Wuhan, China tersebut. Dalam waktu singkat, jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat pun langsung melambung dan tercatat tertinggi di dunia.

Karena kondisi itu, ada banyak perusahaan-perusahaan global yang melakukan penyesuaian seperti penerapan WFH (Work From Home) demi memutus rantai penyebaran corona. Namun melihat kondisi pandemi yang tampaknya belum akan usai, banyak perusahaan yang terpaksa memperpanjang hingga memutuskan melakukan WFH untuk selama-lamanya.

Kondisi ini tentu akhirnya membuat peradaban manusia di dunia benar-benar harus beradaptasi dalam kondisi new normal. Meskipun jauh lebih beruntung daripada di-PHK karena perusahaan bangkrut akibat Covid-19, tetap saja wacana WFH permanen ini akan mengubah gaya hidup. Salah satu perusahaan yang bersiap-siap menerapkan WFH permanen ini adalah raksasa teknologi Facebook.

Juli 2020, Facebook Siap Buka Kantor Lagi

kantor pusat Facebook di Dublin, Irlandia
© thejournal.ie

Berdiri pada 4 Februari 2004 di Cambridge, negara bagian Massachusetts, Amerika Serikat, Facebook kini menjelma menjadi salah satu raksasa teknologi terkaya di dunia bersama Microsoft, Amazon, Apple dan Google. Jejaring sosial yang diciptakan oleh Mark Zuckerberg bersama rekannya sesama mahasiswa Harvard yakni Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes itu luar biasa populer.

Baca juga: Mana Brand Terbaik, Samsung Atau Apple? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Lebih dari 2,4 miliar orang di seluruh penjuru dunia tercatat sudah mempunyai akun Facebook saat ini. Jika awalnya hanya sebagai jejaring sosial untuk menemukan teman lama dan teman baru, Facebook sekarang telah menjadi sumber informasi termasuk sarana jual beli. Kendati ada banyak jejaring sosial baru bermunculan, Facebook tetap bisa bertahan dan berada di puncak.

Namun ketika pandemi Covid-19 muncul, Facebook rupanya termasuk salah satu perusahaan yang terkena imbasnya. Facebook sendiri berpusat di Menlo Park, negara bagian California dan mempunyai 85 kantor cabang yang tersebar di 35 negara seluruh dunia.

Untuk luar negeri, kantor cabang Facebook ada di Argentina, Australia, Belgia, Brazil, Kanada, China, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Irlandia, Israel, Italia, Jepang, Malaysia, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Filipina, Polandia, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Taiwan, Thailand, Uni Emirat Arab, Inggris dan Indonesia. Dari daftar itu, bisa dibilang mayoritas kantor cabang Facebook di luar negeri berlokasi di negara-negara dengan dampak wabah corona sangat parah.

Misalkan saja Brazil, Inggris, Spanyol, Italia dan Jerman yang masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi. Hal inilah yang akhirnya membuat Facebook mau tak mau menerapkan WFH sejak bulan Maret 2020 silam. Kini hampir dua bulan berjalan, Facebook tampaknya mulai mempersiapkan diri untuk kembali membuka kantor mereka di awal bulan Juli 2020.

Namun sebagai penerapan new normal, Facebook tetap menggunakan kebijakan social dan physical distancing serta protokol kesehatan yang ketat. Di mana saat kantor mereka bakal buka bulan depan, kapasitas kantor dibatasi sebanyak 25% seperti dilansir The Verge. Bukan itu saja, Facebook juga menutup fasilitas kebugaran, membatasi pegawai saat rapat, tidak menyediakan buffet di kantin hingga melarang pengunjung ke kantor.

Untuk yang dibuka pada awal bulan Juli nanti, tampaknya didahulukan untuk kantor Facebook yang ada di Amerika Serikat dan Eropa. Lantas bagaimana dengan kantor-kantor mereka di Asia? Disesuaikan dengan penanganan pandemi Covid-19 di negara-negara bersangkutan.

50% Pegawai Facebook Bakal WFH Hingga 2030

bagian dalam kantor Facebook
© xconomy

Sebelum memutuskan membuka kantor di awal Juli, Facebook sempat menyebutkan kalau bakal mengizinkan seluruh pegawainya untuk WFH hingga akhir 2020. Untuk pegawai yang kembali ke kantor, diutamakan untuk mereka yang bertanggung jawab di bagian hardware, manajemen jaringan hingga operasional. Termasuk dengan para staf kantin, petugas keamanan hingga supir bus shuttle juga bersiap-siap kembali ke kantor.

Baca juga: 7 Cara Membersihkan Layar HP Agar Cegah Virus Corona, Layak Dicoba!

Namun meskipun demikian, sang CEO yakni Zuckerberg melemparkan wacana bahwa akan ada sekitar 50% pegawai mereka yang bakal WFH dalam waktu 5-10 tahun ke depan. Dilansir CNN, keputusan ini dilakukan Zuckerberg demi menciptakan kemakmuran ekonomi sekaligus memuaskan keinginan para pegawainya.

Untuk pegawai yang berencana melakukan WFH permanen, diminta untuk melaporkan lokasi mereka per 1 Januari 2021 karena berkaitan dengan penyesuaian gaji. Apa yang diungkapkan Zuckerberg ini memang bukan sekadar wacana karena disesuaikan dalam survei Facebook. Menurut survei itu, hampir separuh pegawai Facebook merasa lebih produktif kerja di rumah daripada harus ke kantor. Di mana ada 40% pegawai lebih suka WFH permanen dan 50% lainnya ingin kembali ke kantor.

Meskipun begitu Zuckerberg tak menampik bahwa bekerja di rumah memang memiliki banyak tantangan seperti terganggu oleh keramaian anak sampai masalah kreativitas. Namun kendati demikian, Facebook berencana untuk membuka lowongan pekerjaan kepada calon karyawan yang sanggup bekerja di rumah mulai Juli mendatang.

Kerja di Rumah Disukai Karyawan Perusahaan Teknologi

bagian dalam kantor Twitter
© MCA Architects

Dalam survei yang dilakukan Facebook, terungkap bahwa sekitar 40% pegawai mereka memang sangat menikmati WFH. Bukan hanya Facebook, tampaknya kebiasaan baru ini juga begitu disukai oleh para pegawai di perusahaan-perusahaan teknologi. Di mana banyak karyawan yang merasa lebih nyaman harus WFH dan tetap ingin demikian sekalipun pandemi Covid-19 membaik.

Tak hanya Facebook, raksasa teknologi lain seperti Microsoft, Apple, Google dan Twitter memang sudah mulai melakukan WFH untuk seluruh pegawai mereka sejak awal wabah corona. Hal inilah yang membuat 83% pegawai di bidang teknologi dalam survei CNBC dan Survey Monkey, mengaku sudah terbiasa WFH dan betah melakukan seterusnya.

Sebelum Facebook memutuskan untuk wacana WFH permanen terhadap sekitar 50% pegawainya, ada dua perusahaan teknologi besar yang menerapkannya terlebih dulu yakni Twitter dan Square. Hanya saja berbeda dengan Zuckerberg, Satya Nadella selaku CEO Microsoft justru tak menyukai WFH.

Covid-19 Usai, Twitter dan Square Pilih WFH Selamanya

kantor pusat Twitter
© Curbed SF

Sekitar dua pekan sebelum Facebook mengumumkan bakal memberlakukan WFH permanen untuk sekitar 50% pegawainya, Twitter sudah mengambil langkah lebih dulu. Jejaring sosial pesaing Facebook itu bahkan mengizinkan pegawainya untuk WFH selamanya.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini 7 Aplikasi Penting Pelacak Covid-19

Hanya saja hingga saat ini, Twitter masih belum menentukan kriteria karyawan yang boleh WFH untuk seterusnya usai pandemi Covid-19 berakhir. Namun menurut Jennifer Christie selaku Wakil Presiden Twitter, karyawan dari bagian apapun bisa memperoleh izin WFH seterusnya asalkan mampu bertanggung jawab dan memungkinkan. Sementara jika tidak, Twitter akan memberikan kebijakan supaya para pegawai merasa aman dan tenang jika harus kembali ke kantor.

Rencana Twitter untuk menerapkan WFH selamanya ini terungkap setelah sang CEO Jack Dorsey mengirimkan email kepada seluruh pegawainya, seperti dilansir Buzzfeed News. Dari email itu, Dorsey menulis bahwa kantor Twitter tidak akan buka hingga September 2020. Sekadar informasi, Twitter sudah mulai memberlakukan WFH kepada seluruh 4.900 pegawai mereka di seluruh dunia sejak Maret 2020.

Kendati terdampak pandemi, Twitter menjamin untuk tetap membayarkan gaji seluruh pegawai termasuk pekerja paruh waktu. Dorsey sendiri sejak bulan Februari memang menginginkan agar Twitter punya lebih banyak pegawai di berbagai daerah yang bisa bekerja di manapun, bukan hanya di kantor pusat San Fransisco saja.

Mengikuti langkah Twitter, perusahaan layanan keuangan online yang didirikan oleh Dorsey yakni Square juga memutuskan untuk melakukan WFH selamanya. Dengan 3.000 karyawan, Square berharap agar seluruh pegawai mereka bisa bekerja di tempat yang dirasa paling kreatif dan produktif, termasuk di rumah.

CEO Microsoft Kurang Menyukai Kerja dari Rumah

kantor pusat Microsoft
© Wikimedia

Jika Zuckerberg dan Dorsey sudah memulai wacana untuk bekerja di rumah seterusnya, hal tersebut tampaknya tidak disukai oleh Nadella. Pebisnis India-Amerika berusia 52 tahun yang merupakan CEO Microsoft sejak 4 Februari 2014 ini justru tak terlalu menyukai konsep WFH.

Di saat Twitter tak akan buka hingga September 2020 dan Facebook cuma mengizinkan 25% kapasitas kantornya pada Juli 2020, Microsoft tampaknya bakal lebih cepat meminta seluruh karyawannya kembali ke kantor. Bahkan saat raksasa teknologi Google akan menerapkan WFH sampai akhir tahun ini, Microsoft tidak akan melakukan langkah serupa.

Menurut Nadella, bekerja di rumah bisa mempengaruhi interaksi sosial sekaligus kesehatan mental. Bahkan Nadella mengaku kalau dirinya begitu rindu menggelar meeting yang mengharuskan pertemuan fisik, alih-alih online, seperti dilansir Financial Express. Nadella berujar bahwa pertemuan fisik tak akan bisa digantikan oleh virtual terutama jika berkaitan dengan soft skill.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Windows 10 Pro dan Windows 10 Home

Jika sesuai dengan jadwal, Microsoft akan kembali membuka seluruh kantor dan meminta pegawai mereka untuk kembali pada Oktober 2020 nanti. Sekadar informasi, Microsoft sendiri berpusat di Redmond, negara bagian Washington. Dibandingkan kawasan lain di Amerika Serikat, jumlah pasien Covid-19 di Washington memang tak begitu besar yakni tercatat 19.585 kasus dengan 1.055 di antaranya meninggal dunia.

Hingga sejauh ini, Microsoft sudah memiliki lebih dari 200 kantor cabang di seluruh dunia termasuk di negara-negara dengan jumlah penderita Covid-19 tertinggi di dunia. Untuk kawasan Asia Pasifik sendiri, Microsoft berpusat di Singapura. Sementara untuk kawasan Eropa Tengah dan Timur, berpusat di Jerman. Apakah Microsoft cabang Indonesia juga akan siap dibuka pada Oktober 2020 nanti? Patut untuk ditunggu.

Bagikan !