Infinix Note 7 Lite, HP Rp1,9 juta dengan 4 Kamera Belakang

Di tengah pandemi Covid-19, Infinix sepertinya masih cukup percaya diri dengan market mereka di Indonesia. Perusahaan elektronik yang menjadi bagian dari TRANSSION grup ini bahkan telah merilis smartphone baru untuk pengguna Tanah Air. Mengusung nama Note 7 Lite, Infinix siap meningkatkan kembali gairah pasar smartphone di Indonesia.

Apa yang dilakukan perusahaan asal Hong Kong ini memang cukup berani. Mengingat saat ini perekonomian dunia benar-benar lesu lantaran Covid-19 yang sudah menyerang lebih dari 2,7 juta orang di penjuru Bumi. Selain harus berjuang di tengah Covid-19, Infinix juga akan bersaing dengan pabrikan ponsel raksasa asal China dan Korea Selatan yang saling menggelontorkan produk baru mereka di kuartal kedua 2020 ini.

Sekadar informasi, kendati berpusat di Hong Kong, pabrik Infinix sendiri berada di Shenzhen, China. Mengusung tampilan ponsel dengan desain dari Prancis, perusahaan yang berdiri pada 2013 ini membuktikan kalau mereka mampu bersaing dalam pasar smartphone. Lewat strategi ekspansi yang unik, Infinix memang lebih fokus menawarkan produk di benua Afrika, Eropa dan kawasan Timur Tengah.

Baca juga: Imbas Covid-19, Samsung Bakal Rilis Ponsel 5G Murah

Bahkan Infinix sendiri malah tidak menggarap pasar Hong Kong dan China, tempat asal mereka. Dan di penghujung April 2020 ini, Note 7 Lite akan menjadi jagoan baru Infinix di pasar Tanah Air. Dibanderol dengan harga Rp1,99 juta, Infinix menyebutkan kalau Note 7 Lite ini memang menargetkan pasar generasi muda.

Spesifikasi Infinix Note 7 Lite

spesifikasi Infinix Note 7 Lite
© via Tirto
  • Sistem Operasi: Android 10.0, XOS 6.0
  • SIM: Dual SIM (Nano-SIM, aktif dua-duanya)
  • Ukuran Layar: 6.6″ Infinity-O dengan rasio layar-ke-bodi mencapai 90,5%
  • Resolusi Layar: IPS LCD 720 x 1600 pixel
  • Chipset: Mediatek Helio G70 (12 nm)
  • CPU: Octa-core (2×2.0 GHz Cortex-A75 & 6×1.7 GHz Cortex-A55)
  • GPU: Mali-G52 2EEMC2
  • Internal/RAM: 64GB/4GB dan 128GB/4GB
  • Kamera Utama: 48MP (wide), 2MP (depth), 2MP (macro) dan QVGA
  • Kamera Selfie: 8MP (wide)
  • Koneksi Internet: GSM/HSPA/LTE
  • Kapasitas Baterai: 5000 mAh

Saat perilisannya, Infinix menyebut jika Note 7 Lite mempunyai fitur-fitur cukup istimewa untuk ponsel di kelasnya. Yang pertama dan bisa terlihat sangat jelas adalah penggunaan layar cukup lebar yakni mencapai 6.6″. Infinix pun membuat desain yang kekinian pada layar Note 7 Lite dengan keberadaan lubang punch hole untuk memuat kamera selfie.

Bicara soal kamera, Note 7 Lite memang cukup memuaskan karena dengan harga kurang dari Rp2 juta, sudah mempunyai empat kamera belakang. Bahkan resolusi untuk kamera utama mencapai 48MP yang kemudian dilengkapi dua kamera 2MP dan satu kamera AI Lens. Jika melihat spesifikasi kamera yang ditawarkan, Infinix Note 7 Lite jelas akan menggoncang posisi Xiaomi Redmi 8A Pro.

Seperti yang sudah diketahui, Xiaomi resmi menjual Redmi 8A Pro dengan harga Rp1,6 juta pada awal April 2020. Sebagai ponsel entry-level unggulan, Redmi 8A Pro mengusung dua kamera di bagian belakang. Sementara itu Note 7 Lite, sudah membekali diri dengan empat kamera di bagian punggung. Tentunya langkah Note 7 Lite ini bisa jadi pertimbangan calon konsumen.

Baca juga: Murah Meriah, Xiaomi Jual Redmi 8A Pro Seharga Rp1,6 Juta

Fitur dan Performa Ala Ponsel Mahal

tampilan Infinix Note 7 Lite
© Gizmologi

Bruno Li selaku CEO Infinix Smartphone Indonesia menegaskan dalam keterangan tertulisnya kepada KompasTekno, bahwa Note 7 Lite memiliki fitur-fitur yang sebelumnya cuma diperoleh pada smartphone mahal. Beberapa di antaranya seperti dual sim, side-mounted fingerprint hingga face unlock. Tak heran kalau Infinix berani menjamin keamanan dan kenyamanan penggunanya.

Bukan cuma fitur, performa Note 7 Lite juga layak diadu apalagi kalau melihat spesifikasi dapur pacunya. Di mana Infinix memilih Mediatek Helio G70 pada bagian chipset. Sekadar informasi, perusahaan semikonduktor asal Taiwan itu sudah memproduksi chipset untuk ponsel-ponsel populer seperti Lenovo, Vivo, Oppo, Xiaomi hingga Nokia.

Chipset Mediatek seri G ini memang mengusung teknologi yang membuat pengalaman main game di smartphone makin seru, seperti tampilan lebih jernih hingga koneksi internet lebih cepat. Fakta inilah yang akhirnya membuat Infinix menargetkan Note 7 Lite untuk menguasai pasar generasi muda entah milenial atau Z yang doyan main game online.

Tak suka main game online? Tenang saja, Note 7 Lite memberikan aneka fitur pendukung baik untuk kebutuhan fotografi, membuat vlog, asyik dalam media sosial hingga streaming video. Bukan hanya itu saja, Note 7 Lite juga mempermudah aktivitas berbagi koneksi Wi-Fi. Di mana cuma tinggal lewat kode QR. Hal inilah yang membuat Note 7 Lite sangat cocok untuk segmen pasar generasi muda.

Infinix Mantap Jadi Produsen Ponsel Murah Berkualitas

Infinix Hot 9

Sebelum merilis Note 7 Lite, Infinix sebetulnya sudah meluncurkan ponsel entry-level lainnya di Indonesia pada minggu ketiga Maret 2020 kemarin. Adalah Hot 9 yang kala itu dirilis dengan harga Rp1,7 juta. Keberanian Infinix merilis smartphone harga terjangkau ini sebetulnya merupakan bagian dari strategi mereka di pasar Tanah Air.

Baca juga: Baterai 6000 mAh dan Kamera 64MP, Samsung Galaxy M31 Dijual Rp3,6 Juta

Kepada KompasTekno, Bruno Li menyebutkan kalau perilisan ponsel-ponsel di rentang Rp1-2 jutaan adalah mempertegas value proposition Infinix di market Indonesia. Di mana Infinix ingin dikenal sebagai ponsel dengan harga terjangkau serta kualitas sempurna. Tak heran kalau baik Hot 9 dan Note 7 Lite sama-sama dilengkapi fitur, spesifikasi dan kinerja yang memuaskan.

Bahkan untuk Note 7 Lite dan Hot 9, mereka memiliki ukuran layar IPS LCD serupa yakni 6.6″ dengan resolusi 720×1600 piksel. Perbedaannya bisa dilihat dari penggunaan prosesor, di mana jika Note 7 Lite memakai Mediatek Helio G70 untuk kebutuhan gaming, Hot 9 diperkuat dengan mediatek Helio A25. Sekadar informasi, chipset Mediatek seri A memiliki kemampuan kinerja CPU dan GPU lebih kuat.

Sehingga tak heran kalau Hot 9 sangat cocok untuk mereka dengan kebutuhan multitasking, karena chipset-nya mampu bekerja sangat efisien. Sementara untuk bagian kamera, Hot 9 juga dibekali kamera belakang sebanyak empat buah kendati resolusi lensa kamera utama tidak setinggi Note 7 Lite. Tak heran kalau harga jual perdana Infinix Note 7 Lite lebih mahal daripada Hot 9.

Infinix Berambisi Jadi Lima Besar Merk Ponsel di Indonesia

momen perilisan ponsel Infinix
© Gizmochina

Tidak ada yang bisa menyalahkan kalau market smartphone Indonesia sangatlah ‘seksi’. Jumlah penduduk yang menyentuh lebih dari 200 juta jiwa, membuat posisi Indonesia di pasar smartphone dunia tidak bisa diremehkan. Apalagi berkat penggunaan ponsel dan akses internet yang makin meningkat, perdagangan online di Indonesia bahkan sudah memimpin di kancah Asia Tenggara.

Hal inilah yang membuat banyak produsen ponsel dunia serius menggarap pasar di Tanah Air. Tercatat untuk pasar HP Indonesia di kuartal ketiga tahun 2019, ada 8,8 juta unit ponsel terjual. Dari total penjualan itu, Oppo secara mengejutkan ada di posisi pertama dengan penguasaan 26,2%. Berada di posisi kedua adalah Vivo dengan 22,8%, lalu pabrikan raksasa asal Indonesia yakni Samsung harus puasa tergeser dengan penjualan sebesar 19,4%.

Menutup posisi keempat dan kelima berturut-turut adalah ponsel asal China yakni Realme dengan 12,6% dan Xiaomi 12,5%. Dari data yang dilansir firma riset IDC itu membuktikan bahwa kesuksesan Oppo dan Vivo jadi penguasa karena mereka rajin merilis produk-produk low-end dengan rentang harga Rp1,5-1,8 juta. Bahkan ponsel ultra low-end dengan harga di bawah Rp1,5 juta sangat disukai konsumen Indonesia.

Patuhi Aturan, Infinix Klaim Jadi Top 5 di Tanah Air

Infinix Zero 5
© tandaseru.id

Melihat keberhasilan ponsel-ponsel dari negeri China menguasai pasar Indonesia, membuat Infinix cukup percaya diri. Pada pertengahan 2019 lalu, Infinix bahkan berambisi akan menjadi lima besar teratas dalam penjualan smartphone di Tanah Air. Meskipun target itu tidak tercapai, Infinix tetap percaya diri dengan sepak terjang mereka di Indonesia.

Demi mewujudkannya, Infinix memang tidak berjuang dengan tangan hampa. Menurut Christian Sudibyo selaku Vice President Infinix Indonesia, pihaknya sudah melakukan riset mulai dari segi produk sampai rentang harga, sehingga bisa memperkirakan segmen serta target pasar mereka. Hal itulah yang membuat Infinix cukup optimis mematok target penjualan sebesar 10% di Indonesia.

Sergio Ticoalu selaku Country Marketing Manager Infinix Indonesia juga menyebut kalau Infinix tinggal menunggu waktu untuk mewujudkan itu semua. “Dari segi produk, Infinix sudah melakukan riset serta menetapkan harga. Kami telah mapping kompetitor sekaligus target market. Dari sisi after sales sampai marketing, mencapai lima besar tinggal menanti waktu saja. Kami tidak ada musuh. Dengan kompetitor lain, kita semua keluarga.”

Baca juga: Ramai Corona, Huawei Justru Mulai Pre-Order Mate Xs Seharga Rp39 Juta

Kendati optimis, Infinix sepertinya masih harus berjuang. Lantaran para penghuni lima besar seperti Oppo, Vivo, Samsung, Realme dan Xiaomi juga menggelontorkan produk unggulan mereka di sepanjang empat bulan pertama tahun 2020 ini. Dengan pandemi Covid-19 yang masih cukup ganas di Indonesia, brand-brand ponsel itu tetap merilis aneka smartphone yang menarik perhatian konsumen Tanah Air.

Bukan hanya merilis ponsel-ponsel murah, Infinix juga memastikan kalau mereka mengikuti aturan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang diminta pemerintah Indonesia. Demi menyesuaikan diri dengan TKDN, Infinix melakukan kombinasi pada segi hardware dan software. Di mana dalam kebutuhan hardware, Infinix menggaet pihak ketiga untuk merakit ponsel mereka di pabrik asal Cikarang.

Sementara untuk hal software, Infinix juga menggandeng beberapa aplikasi lokal. Sekadar informasi, TKDN memang menjadi aturan persentase komponen produksi lokal yang wajib ditaati vendor asing saat menjual perangkat 4G di Tanah Air. Dalam tunduk dalam aturan TKDN, vendor-vendor bisa menerapkannya di komponen software, hardware atau langkah investasi seperti Apple.

Bicara soal TKDN ini, Infinix memang sempat tersandung masalah pada tahun 2018 silam. Di mana saat itu, Infinix Zero 5 hadir dengan label Made in China sekalipun menggunakan kartu garansi Indonesia. Padahal saat itu, Infinix seharusnya membuat Zero 5 di pabrikan Indonesia karena mereka menggunakan jalur hardware untuk memenuhi TKDN. Akibat kasus itu, Infinix menegaskan tak akan ada hal serupa terjadi di masa depan.

Bagikan !